Klenteng Hok Tik Bio Pati Gelar Sembahyang King Hoo Ping, Sederhana Tetap Kidmat


SeputarPati.Com - Klenteng Hok Tik Bio Pati menggelar sembahyang King Hoo Ping, Sabtu (5/9), yang bertepatan dengan 18 Jit Gwee 2571 Imlek ini merupakan bentuk penghormatan dan doa bagi arwah leluhur dan orang yang sudah meninggal, baik yang dikenal maupun tidak.

Sembahyang oleh penganut Konghucu ini sering dikenal  dengan Sembahyang Rebutan. Karena  di tengah ritual sembahyang ada persembahan berupa sandang maupun pangan yang diperebutkan oleh masyarakat yang datang.

Ketua Klenteng Hok Tik Bio Pati Eddy Siswanto mengatakan, setiap tahun diadakan yang namanya sembahyang rebutan. “Namun, karena adanya pandemi, covid-19, sesuai anjuran pemerintah, sembahyang rebutan ini kami gelar tidak besar seperti tahun-tahun kemarin. Tidak ada rebutan barang-barang sandang dan pangan,” katanya.

Lebih lanjut Edy Siswanto mengatakan, Sebagai ganti ritual perebutan, pihak Kelenteng membagikan beras kepada masyarakat secara door to door. Total beras yang dibagikan sebanyak enam ton. Dan ritual sembahyang dilakukan siang hari.

Di halaman klenteng ditata aneka sesaji seperti nasi, berbagai macam lauk-pauk, buah-buahan, jajanan pasar. Juga terdapat puluhan kendi berisi air minum yang ditata rapi di atas meja. Tiap kendi diberi bendera bertuliskan nama leluhur. Kemudian, dalam sembahyang King Hoo Ping ini, ada pula ritual pembakaran miniatur rumah dan replika uang.

“Itu simbol bakti kami yang masih hidup pada semua leluhur. Kami orang yang masih hidup memberi leluhur rumah dan sangu (bekal) uang. Bukan rumah dan uang betulan, itu simbol,” jelas Eddy Siswanto

Edy menambahkan, Setelah ritual pembakaran, dilakukan ramah tamah. Peserta sembahyang dibolehkan makan dengan hidangan-hidangan yang tertata rapi di Kelenteng. “Semenjak munculnya kasus corona, pihak Kelenteng tidak menyelenggarakan kegiatan-kegiatan besar. Hanya ada sembahyangan ritual”, imbuhnya.

Bahkan Februari, pihaknya secara khusus melakukan doa agar pandemi corona segera berakhir. Doa tersebut dilakukan sesuai kepercayaan mereka pada Yang Mulia Kong Co Hian Thian Siang Tee alias Dewa Obat.

“Sejak Februari kami ritual memohon kepada Thian (Tuhan Yang Mahakuasa) melalui Yang Mulia Kong Co Hian Thian Siang Tee. Kami minta perlindungan bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Pati,” ujar Eddy.Siswanto

Edy Siswanto menambahkan, simbol dari Dewa Obat pun dipasangnya, yakni bendera hitam. Menurutnya, bendera ini hanya dikeluarkan dalam situasi darurat, di antaranya situasi wabah seperti saat ini. “Mudah-mudahan dengan kita banyak bersembahyang dan berdoa, covid -19 cepat berakhir di bumi Indonesia, khususnya di Pati,” jelasnya. (Red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak