Bupati Haryanto memimpin rapat Persiapan Hari Jadi Pati ke- 697 dan HUT RI ke-75 |
SeputarPati.Com-Menyambut Hari
Jadi Kabupaten Pati ke 697 dan HUT ke 75 RI, tahun ini sedikit berbeda lantaran
masih adanya pandemi Covid-19.
Pada
rapat persiapan Hari Jadi Kabupaten Pati ke 697 dan HUT ke 75 RI, di Ruang
Penjawi (23/7), Bupati memimpin rapat dengan menjalankan protokol kesehatan
bersama para Kepala OPD.
Bupati
mengatakan bahwa untuk hiburan ketoprak yang selama ini rutin diselenggarakan
dalam memperingati Hari Jadi Pati, nantinya tetap digelar namun tanpa adanya
panggung dan digelar lebih sederhana dengan durasi yang singkat di Pendopo Desa
Sarirejo.
“Ini
untuk tradisi yang tidak bisa ditinggalkan. Untuk ada atau tidaknya pagelaran
ketoprak, menurut saya dari dulu memang tidak harus ada. Sebab ketoprak ini
memang maraknya pada zaman dulu. Namun, agar tidak menjadi beban pikiran,
ketoprak ini dapat digelar sama halnya dengan tradisi sedekah bumi, yaitu
durasi 1 atau 1,5 jam,” jelasnya.
Pilihan
lainnya adalah, ketoprak tersebut dapat digelar secara virtual. Seperti yang
dilaksanakan di SKB. Sedangkan untuk selametan atau bancaan, Bupati mengimbau
agar tetap digelar namun dengan jumlah yang terbatas.
“Untuk
nasi tasyakuran dapat dibagikan dulu ke masyarakat dan yang mengikuti
selametan hanya terbatas di desa – desa kan juga gitu. Mau didoakan dulu bisa,
atau dibagikan nanti bagaimana baiknya. Namun yang mengikuti tetap terbatas.
Sebab kita juga mengedukasi masyarakat untuk tidak mengadakan acara kumpul –
kumpul”, tegasnya.
Sedangkan terkait acara pidato kenegaraan, Bupati menyebut bahwa untuk
Forkopimda menghadiri di DPRD bersama para anggota dewan. Sementara untuk para
Kepala OPD, menyaksikan secara virtual di Pendopo.
“Untuk
acara ziarah, nanti pun pelaksanaannya terbatas. Forkopimda bersama panitiam
kurang lebih 15 sampai 20 orang saja. Untuk HUT RI, kita kan mengikuti
pemerintah pusat, yakni secara virtual”, imbuhnya.
Sedangkan
untuk penyelenggaraan kegiatan Taptu, ditiadakan, Dan untuk renungan suci di
makam pahlawan tetap ada namun dengan jumlah terbatas. Namun, Bupati masih
memberikan pilihan, apabila renungan suci diikuti oleh sekitar 30 orang saja,
maka dapat diganti menjadi ziarah makam pahlawan dan jadwalnya berubah menjadi pagi,
siang atau sore
“Untuk
remisi, kita laksanakan secara virtual. Sebab secara protokol kesehatan, memang
belum boleh ada yang membesuk. Nanti bisa diatur di Pendopo melalui zoom.
Sedangkan untuk penurunan bendera, karena upacara bendera kita mengikuti dari
pemerintah pusat secara virtual maka penurunan bendera pun paling tidak sama.
Ya nanti kita menunggu petunjuk dulu pastinya dari pemerintah pusat”,
pungkasnya. (Red/Dik)
Tags
Pemerintah